Kehidupan seorang anak sudah sewajarnya dipenuhi dengan tawa, keceriaan, dan juga kehangatan kasih sayang keluarga.
Selain belajar dan beribadah, kasih sayang orang tua sangat lah diperlukan untuk mendidik seorang anak dan menjadikannya seseorang dengan kepribadian yang baik dan sehat secara psikologis.
Namun sayangnya, tidak semua anak bisa merasakan kebahagiaan ini.
Salah satu dari anak-anak yang kurang beruntung tersebut adalah Shalma. Adik perempuan berusia 13 tahun ini tidak seberuntung anak-anak pada umumnya. Ibunya telah pergi meninggalkan dirinya pada saat Shalma masih berusia 12 Tahun. Sang ibu meninggal karena keguguran, dan harus berpulang dipanggil Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah merindukannya.
Lihat Video Shalma di Link Berikut ini :
Meskipun Shalma telah kehilangan sang ibunda tercinta, dia tetap tidak menyerah dan terus belajar dengan giat dan beribadah dengan taat kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Pada saat itu, sang ayah terus mendukung Shalma baik secara finansial dan emosional, agar Shalma dapat tumbuh dengan baik dan menjadi anak berbakti dan soleha meski tanpa kehadiran sang ibunda.
Namun sungguh sedih nasib Shalma. Hanya berselang setahun setelah ibunda wafat meninggalkannya, ayahnya pun juga harus berpulang menghadap Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Rasa sedih menyelimuti hati Shalma pada saat itu. Tetapi Alhamdulillah, Allah menjadikan bibinya yang biasa dipanggil Uwa Min, yang sudah berusia 70 tahun, menjadi penjaga Shalma.
Mereka berdua pun hidup bersama, menjalani suka dan duka tanpa kehadiran ayah dan ibu Shalma tercinta. Kehilangan kedua sosok tulang punggung keluarga tersebut menjadikan kondisi kehidupan Shalma dan Uwa Min terkendala secara ekonomi. Saking sulitnya bertahan hidup dalam kondisi serba kekurangan, akhirnya Shalma sempat berhenti sekolah untuk sementara waktu.
Tetapi hal ini tidak menjadikan Shalma berputus asa. Dia tetap belajar dengan rajin meski pada saat itu dia harus belajar sendiri di rumah. Semangat belajarnya sangatlah tinggi, karena Shalma bercita-cita ingin menjadi Polwan yang dapat mengabdi kepada masyarakat serta membuat kedua orangtuanya bangga di sisi Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Shalma juga tidak pernah berhenti sholat dan mengaji, supaya kedua orangtuanya tenang dan bahagia di sisi Allah Sang Pencipta. Selain ingin menjadi Polwan, Shalma juga ingin menjadi seorang hafidzah yang hafal Al-Qur’an, supaya hafalannya terus mengalirkan pahala kepada ruh kedua orang tuanya di sisi Allah Sang Maha Pengasih dan Penyayang.
Shalma pun selalu memandang dan memegang cincin peninggalan kedua orangtuanya disaat ia merindukan mereka, dan juga di saat Shalma ingin mendapatkan motivasi untuk terus berjuang. Karena Shalma yakin bahwa Allah dan mendiang kedua orangtuanya selalu menginginkan yang terbaik bagi dirinya.
Alhamdulillah, kini Shalma sudah lebih bahagia, karena ia bisa lanjut sekolah dan menerima bantuan dana pendidikan dan sembako dari orang-orang baik yang menyantuninya melalui Pondok Qur’an Al-Furqon. Insya Allah, semua bantuan yang Shalma terima dari sahabat Qur’an dan Al-Furqon dapat meringankan beban hidupnya bersama Uwa Min.
Kini Shalma sudah lebih sering tersenyum kembali, karena ia tahu Allah selalu menolongnya disaat Shalma butuh pertolongan-Nya, serta ada banyak orang-orang baik yang menyantuninya dan anak-anak yatim lain seperti dirinya melalui Pondok Qur’an Al-Furqon.
Bersama Al-Furqon, ayo kita tolong Shalma dan adik-adik yatim & dhuafa penghafal Al-Qur’an lainnya! Supaya mereka dapat menjadi penerus bangsa yang beriman, bertaqwa, serta mengabdi dengan baik kepada masyarakat yang telah membantu membesarkan dan meraih cita-cita mereka.
