
Di senja hari yang cukup sejuk, terlihat jalanan yang sangat sibuk. Akan tetapi di tengah-tengah kerumunan masyarakat yang berlalu-lalang dan didominasi oleh kaula muda, terdapat seorang sosok lansia yang mengayuh becaknya. Bukannya membawa penumpang, ternyata beliau adalah seorang pedagang daun singkong yang telah dia panen dari kebunnya.
Sebut saja Bapak Sarjim. Pria lansia yang sudah berusia lebih dari 100 tahun tersebut masih berjuang keras mengayuh becaknya. Dari satu sudut jalan ke sudut jalan yang lain, beliau berusaha menjual daun singkong yang telah ia panen supaya beliau dan istrinya dapat makan hari ini.
Siang sudah berganti sore, namun masih banyak daun singkong yang belum laku terjual. Akhirnya Pak Sarjim pun pulang ke rumah mungilnya yang terlihat kurang layak huni. Bangunan kecil tersebut mayoritas temboknya terbuat dari seng. Jadi wajar saja kalau berasa sangat dingin pada malam hari jika tinggal di rumah yang kondisinya memprihatinkan seperti itu.
Pak Sarjim kemudian masuk ke rumah dan menaruh semua daun singkong yang ia angkut ke dalam rumahnya. Istrinya pun memanggil dirinya dan menyambutnya di rumah, namun Bapak Sarjim tidak bereaksi, karena beliau sudah kehilangan sebagian besar kemampuan mendengarnya sejak ia mulai memasuki usia yang sepuh.
Di sisi lain, Ibu Carsem yang merupakan istri beliau yang sudah berusia lebih dari 50 tahun tersebut juga tidak dapat menjalani kehidupannya sehari-hari dengan mudah. Karena seperti suaminya, Ibu Carsem juga menderita kekurangan salah satu panca indra.
Lihat vidoe dokumtasi disini :
Ibu Carsem merupakan seorang Tuna Netra. Beliau sudah menderita infeksi mata sejak anaknya berusia 3 tahun. Karena tidak memiliki biaya untuk perawatan medis, akhirnya Ibu Carsem harus merelakan indra pengelihatannya, karena memang tidak ada lagi pilihan baginya untuk menyembuhkan matanya yang sakit. Sungguh berat pengorbanan mereka berdua.
Kondisi ekonomi mereka sudah sulit, dan bahkan masing-masing dari mereka harus hidup dalam kesunyian dan kegelapan. Namun sebagai kaum dhuafa, masih ada satu kebahagiaan sederhana yang membuat mereka menikmati hidup setiap tahunnya. Kebahagiaan tersebut adalah menikmati daging qurban.
Hal ini pastilah jelas terlihat jika kita menengok makanan apa yang mereka konsumsi sehari-hari. Saking miskinnya kondisi ekonomi Pak Sarjim dan Bu Carsem, mereka harus ridho makan hanya dengan nasi dan sambal kacang setiap harinya.
Karena itulah mereka sangat bahagia saat bisa makan daging qurban setahun sekali setiap hari raya Idul Adha. Namun sayangnya, bahkan satu-satunya kebahagiaan sederhana yang mereka rasakan setahun sekali pun terganggu.
Karena sejak kampung tempat mereka tinggal mulai padat penduduk, jatah daging qurban yang mereka dapatkan semakin berkurang setiap tahunnya. Itu pun mereka masih beruntung, karena masih menerima daging qurban sebagai penduduk lama disana.
Karena di kampung tempat mereka tinggal, orang yang baru pindah kesana tidak mendapatkan daging qurban. Bahkan yang masih dapat seperti Pak Sarjim dan Bu Carsem pun hanya mendapatkan segenggam daging kambing atau sapi per tahunnya.
Mereka ingin sekali bisa makan lebih banyak daging kambing atau sapi pada Idul Adha tahun ini. Tetapi apalah daya, karena mereka adalah orang-orang dhuafa yang bahkan untuk biaya makan sehari-hari saja sudah sulit bagi mereka.
Tetapi syukur Alhamdulillah! Ada relawan Al-Furqon yang menyampaikan kabar gembira kepada mereka belum lama ini. Ibu relawan tersebut mengabari tentang program “Ayo Berqurban” dari Pondok Qur’an Al-Furqon sambil menyerahkan paket sembako dan amplop santunan dhuafa kepada mereka
Ibu relawan Al-Furqon menjelaskan bahwa, Insya Allah tahun ini Pak Sarjim, Bu Carsem, dan para tetangga di sekitar mereka akan mendapatkan daging lebih, karena ada banyak sahabat Qur’an yang rela berqurban lebih banyak bersama Al-Furqon demi berbagi dengan mereka semua.
Insya Allah, dengan berqurban, sahabat Qur’an akan mendapatkan pahala berlimpah dan menjadikan hidup sahabat penuh berkah. Belum lagi Allah akan menjadikan hewan-hewan Qurban sahabat bersaksi atas ketaatan sahabat kepada Allah di hari kiamat kelak.
Oleh karena itu, ayo berqurban tahun ini bersama Al-Furqon! Supaya dapat pahala yang dahsyat, dan di akhirat pun jadi ikut selamat!
Tetapi kalau sahabat belum mampu berqurban satu kambing, sahabat tidak usah bersedih. Karena Al-Furqon juga menerima sedekah daging, yang Insya Allah pahalanya juga besar dan membawa banyak keberkahan bagi para pelaksananya.
Ayo kita gencarkan semangat bequrban tahun ini bersama Al-Furqon! Supaya Allah makin cinta kepada kita, dan kaum dhuafa seperti Pak Sarjim dan Bu Carsem pun ikut berbahagia!